Penyuluh Perikanan

Penyuluh Perikanan
Pulau Tinggi

Selasa, 26 Desember 2017

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN BANDENG

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN BANDENG

Ikan bandeng biasanya memijah pada fase ke enam, ikan ini memijah dalam 2 musim setiap tahunnya di Indonesia. Musim satu antara bulan februari sampai Mei dengan puncaknya bulan September sampai oktober.
Perangsang Pemijahan Ikan Bandeng
Ikan Bandeng sulit memijah secara alami sehingga perlu dilakukan suatu bantuan dalam proses pemijahannya. Teknik yang dapat digunakan adalah teknologi rekayasa hormonal. Hormon yang digunakan adalah hormon LHRH (Letuizing hormone Relaising hormone). Hormon ini biasanya diberikan dalam bentuk pellet hormone dengan cara penyuntikan.

Cara penyuntikan pellet hormon ke ikan bandeng
  • Induk bandeng diletakkan diatas bantalan busa
  • Lendir yang melapisi bagian punggung sebelah kanan indukan dibersihkan
  • Salah satu sisik dilepas dengan pisau kecil kemudian pisau tersebut ditusukkan untuk membuat lubang untuk menanam pellet hormone
  • Pelet hormon dimasukkan dengan bantuan implanter
  • Indukan kemudian dimasukkan lagi ke bak pemeliharaan
Pemijahan telur dan Spermatozoa bandeng yaitu :
Pemijahan ini terjadi pada malam hari dan memerlukan paling sedikit 300 ton air dengan salinitas 30 permil. Bak tempat pemijahan tersebut diaerasi, kemudian terjadi pembuahan telur sehingga menghasilkan zigot.

Telur akan terapung dalam air bak pemijahan sehingga harus dipindahkan ke bak inkubasi telur, dimana pengambilan telur menggunakan aliran air yang diberi saringan berukuran 850 mikron.
Inkubasi Telur
  • Telur tersebut di inkubasi selama 6 jam
  • Inkubasi pada bak inkubasi
  • Salinitas bak sebesar 30 permil
  • Setelah selesai kemudian dipindahkan ke bak penetasan
  • Pemindahan dilakukan dengan peningkatan salinitas menjadi 40 permil dengan tujuan mempermudah penyerokan

Hasil penetasan telur yaitu :
  • Dibilas dengan air tawar bersih
  • Telur yang menetas dalam waktu 24 – 26 jam kemudian mengalami proses perkembangan secara bertahap menjadi larva, selanjutnya nener yang siap untuk dipelihara atau dijual
Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihalin oleh karena itu ikan bandeng dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut. Induk bandeng baru bisa memijah setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran panjang 0.5 – 1.5 mtr dan berat badan 3 – 12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan induk bandeng berkisar antara 0.5 – 1 juta butir tiap kg berat badan.
Pertumbuhan bandeng relatif cepat yaitu 1.1 – 1.7 % bobot badan per hari. Pada tahap pendederan ikan bandeng, penambahan bobot perhari berkisar 40 – 50 mg. Ikan bandeng dengan bobot awal 1 – 2 kg membutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai bobot 40 gram.
  
Pemilihan Lokasi Budidaya
Ikan ini mampu menghadap perubahan kadar garam yang sangat besar (Eurihalin) oleh karena itu, ikan laut ini bisa juga hidup di air payau dan air tawar. Lokasi Budidaya pada laguna di daerah pantai dan teluk berlindung yang aliran arusnya atau pergantian airnya lebih dari 100 % per hari.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan :
  • Penempatan keramba harus di lokasi yang bebas dari pencemaran
  • Terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar
  • Sirkulasi air akibat pasang surut dan arus tidak terlalu kuat (optimum 20 – 50 cm/dtk)
  • Kurang organisme penempel (Biofouling)
  • Fluktuasi salinitas tidak terlalu besar ( < 5 ppt )
  • Oksigen terlarut tidak kurang dari 4 mg / liter

Wadah Budidaya
Pemeliharaan bandeng di KJA laut memerlukan wadah berupa keramba jaring, rakit, berikut pelampung dan jangkar. Ukuran rakit disesuaikan dengan ketersediaan bahan dan jenis komoditas budidaya. Ukuran rakit biasanya 5 x 5 m, 7 x 7 m, 10 x 10 m, yang dapat memuat 4 – 16 keramba jaring ukuran 2 x 2 x 2 mtr.
Untuk pemeliharaan bandeng pada bulan pertama (ukuran < 20 gram/ekor) digunakan keramba yang terbuat dari jaring hijau atau hitam. Masuk bulan ke 2 baru dipindahkan ke dalam keramba yang terbuat dari jaring trawl. Setiap keramba dilengkapi dengan penutup untuk menghindari kemungkinan lolosnya ikan pada saat goncangan. Penggantian keramba dilakukan sekali sebulan untuk menghindari terjadinya penempelan biofouling yang dapat mengganggu sirkulasi air.
Pengelolaan Budidaya
1.   Penyediaan benih yang didapat dari Hatchery (tidak dari alam)
2.   Penebaran benih, Benih ukuran gelondongan, hal ini disebabkan nener belum mampu mengatasi pengaruh lingkungan perairan yang berarus dan bergelombang. Keuntungan lain adalah benih dapat tumbuh cepat sehingga mempersingkat waktu pemeliharaan.
Padat Penebaran sangat tergantung pada ukuran kan dan wadah budibaya.
v  Padat tebar ikan ukuran 3 gram sebesar 200 – 300 ekor/m3
v  Padat tebar ikan ukuran 100 – 150 gram adalah 125 ekor/m3
Penebaran pukul 06 – 08 pagi atau pukul 19 – 20 untuk menghindari stress akibat perubahan kondisi lingkungan perairan. Adaptasi salinitas hendaknya dilakukan sebelum benih ditebar dan disesuaikan dengan salinitas perairan lokasi KJA.
Transportasi bandeng ke keramba dapat dilakukan dengan penggunaan kantong plastic berisi air 5 – 10 liter dan oxygent dengan perbandingan 1 : 2 padat penebaran gelondongan ukuran 10 cm sekitar 50 ekor / kantong dengan waktu tempuh sekitar 5 – 6 jam.
Penggunaan penoksetan 01 200/ltr dan penuruhan suhu dapat diaplikasikan dalam pembiusan ikan selama transportasi untuk mencegah kerusakan fisik.
Pendederan
Dapat dilakukan di petakan tambak, bak terkontrol maupun happa yang ditancapkan ditambak. Pendederan umumnya berlangsung selama 80 hari. Pendederan bertujuan untuk mendapatkan gelondongan bandeng ukuran 75 – 100 gram/ekor. Selama pendederan pertumbuhan bobot ikan perhari berkisar 40 – 50 gram.


Pembesaran
Lama pembesaran untuk mencapai ukuran diatas 300 gram dengan benih ukuran 3 gram adalah 120 hari, adapun lama pembesaran untuk mencapai ukuran diatas 300 gram dengan benih ukuran 3 gram adalah 120 hari, untuk mencapai ukuran konsumsi 500 gram/ekor dengan berat 20 gram adalah 5 bulan
Pemberian Pakan
Pakan utama bandeng terdiri dari organisme plangkton, benthos, detritus dan epifit. Dalam budidaya bandeng sekarang digunakan juga pakan ikan buatan (pellet). Budidaya dalam KJA sepenuhnya mengandalkan pakan buatan dengan kandungan protein berkisar 20 – 30 %. Umumnya pakan diberikan sebanyak 10 – 30% dari total bobot ikan per hari, waktu pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 – 3 kali sehari (pagi,siang,sore).
Pengendalian Hama
Bandeng yang dibudidayakan di laut umumnya bebas dari parasit dan hama, tidak didapatkan organisme yang bersifat pathogen.
Panen
Bandeng dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi (300 – 500 gram/ekor) dengan lama pemeliharaan 4 – 5 bulan dari gelondongan. Sementara itu, bandeng super dapat dipanen setelah berukuran 800 gram/ekor dengan masa pemeliharaan selama 120 hari dari gelondongan ukuran 100 – 150 gram/ekor. Tingkat produktifitas bandeng dalam KJA ditentukan oleh factor laju pertumbuhan, sintasan, kuantitas dan kualitas pakan serta pengelolaan budidaya. Panen bisa dilakukan secara selektif atau total dengan menggunakan seser.


** Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar