TEKNIK
PEMIJAHAN IKAN BANDENG
Ikan
bandeng biasanya memijah pada fase ke enam, ikan ini memijah dalam 2 musim setiap
tahunnya di Indonesia. Musim satu antara bulan februari sampai Mei dengan
puncaknya bulan September sampai oktober.
Perangsang
Pemijahan Ikan Bandeng
Ikan
Bandeng sulit memijah secara alami sehingga perlu dilakukan suatu bantuan dalam
proses pemijahannya. Teknik yang dapat digunakan adalah teknologi rekayasa
hormonal. Hormon yang digunakan adalah hormon LHRH (Letuizing hormone Relaising
hormone). Hormon ini biasanya diberikan dalam bentuk pellet hormone dengan cara
penyuntikan.
Cara penyuntikan pellet
hormon ke ikan bandeng
- Induk bandeng diletakkan diatas
bantalan busa
- Lendir yang melapisi bagian
punggung sebelah kanan indukan dibersihkan
- Salah satu sisik dilepas dengan
pisau kecil kemudian pisau tersebut ditusukkan untuk membuat lubang untuk
menanam pellet hormone
- Pelet hormon dimasukkan dengan
bantuan implanter
- Indukan kemudian dimasukkan lagi
ke bak pemeliharaan
Pemijahan
telur dan Spermatozoa bandeng yaitu :
Pemijahan
ini terjadi pada malam hari dan memerlukan paling sedikit 300 ton air dengan salinitas
30 permil. Bak tempat pemijahan tersebut diaerasi, kemudian terjadi pembuahan
telur sehingga menghasilkan zigot.
Telur
akan terapung dalam air bak pemijahan sehingga harus dipindahkan ke bak
inkubasi telur, dimana pengambilan telur menggunakan aliran air yang diberi
saringan berukuran 850 mikron.
Inkubasi
Telur
- Telur tersebut di inkubasi selama
6 jam
- Inkubasi pada bak inkubasi
- Salinitas bak sebesar 30 permil
- Setelah selesai kemudian
dipindahkan ke bak penetasan
- Pemindahan dilakukan dengan peningkatan
salinitas menjadi 40 permil dengan tujuan mempermudah penyerokan
Hasil
penetasan telur yaitu :
- Dibilas dengan air tawar bersih
- Telur yang menetas dalam waktu 24
– 26 jam kemudian mengalami proses perkembangan secara bertahap menjadi
larva, selanjutnya nener yang siap untuk dipelihara atau dijual
Ikan
bandeng termasuk jenis ikan eurihalin oleh karena itu ikan bandeng dapat hidup
di air tawar, air payau dan air laut. Induk bandeng baru bisa memijah setelah
mencapai umur 5 tahun dengan ukuran panjang 0.5 – 1.5 mtr dan berat badan 3 –
12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan induk bandeng berkisar antara 0.5 – 1 juta
butir tiap kg berat badan.
Pertumbuhan
bandeng relatif cepat yaitu 1.1 – 1.7 % bobot badan per hari. Pada tahap
pendederan ikan bandeng, penambahan bobot perhari berkisar 40 – 50 mg. Ikan
bandeng dengan bobot awal 1 – 2 kg membutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai
bobot 40 gram.
Pemilihan Lokasi Budidaya
Ikan
ini mampu menghadap perubahan kadar garam yang sangat besar (Eurihalin) oleh karena
itu, ikan laut ini bisa juga hidup di air payau dan air tawar. Lokasi Budidaya
pada laguna di daerah pantai dan teluk berlindung yang aliran arusnya atau
pergantian airnya lebih dari 100 % per hari.
Beberapa
aspek yang perlu diperhatikan :
- Penempatan keramba harus di lokasi
yang bebas dari pencemaran
- Terlindung dari pengaruh angin dan
gelombang yang besar
- Sirkulasi air akibat pasang surut
dan arus tidak terlalu kuat (optimum 20 – 50 cm/dtk)
- Kurang organisme penempel
(Biofouling)
- Fluktuasi salinitas tidak terlalu
besar ( < 5 ppt )
- Oksigen terlarut tidak kurang dari
4 mg / liter
Wadah Budidaya
Pemeliharaan
bandeng di KJA laut memerlukan wadah berupa keramba jaring, rakit, berikut
pelampung dan jangkar. Ukuran rakit disesuaikan dengan ketersediaan bahan dan
jenis komoditas budidaya. Ukuran rakit biasanya 5 x 5 m, 7 x 7 m, 10 x 10 m,
yang dapat memuat 4 – 16 keramba jaring ukuran 2 x 2 x 2 mtr.
Untuk
pemeliharaan bandeng pada bulan pertama (ukuran < 20 gram/ekor) digunakan
keramba yang terbuat dari jaring hijau atau hitam. Masuk bulan ke 2 baru
dipindahkan ke dalam keramba yang terbuat dari jaring trawl. Setiap keramba
dilengkapi dengan penutup untuk menghindari kemungkinan lolosnya ikan pada saat
goncangan. Penggantian keramba dilakukan sekali sebulan untuk menghindari
terjadinya penempelan biofouling yang dapat mengganggu sirkulasi air.
Pengelolaan Budidaya
1.
Penyediaan benih yang didapat dari
Hatchery (tidak dari alam)
2. Penebaran benih, Benih ukuran gelondongan, hal
ini disebabkan nener belum mampu mengatasi pengaruh lingkungan perairan yang
berarus dan bergelombang. Keuntungan lain adalah benih dapat tumbuh cepat
sehingga mempersingkat waktu pemeliharaan.
Padat Penebaran sangat tergantung pada
ukuran kan dan wadah budibaya.
v Padat tebar ikan ukuran 3
gram sebesar 200 – 300 ekor/m3
v Padat tebar ikan ukuran 100
– 150 gram adalah 125 ekor/m3
Penebaran pukul 06 – 08 pagi atau pukul
19 – 20 untuk menghindari stress akibat perubahan kondisi lingkungan perairan. Adaptasi
salinitas hendaknya dilakukan sebelum benih ditebar dan disesuaikan dengan
salinitas perairan lokasi KJA.
Transportasi bandeng ke keramba dapat
dilakukan dengan penggunaan kantong plastic berisi air 5 – 10 liter dan oxygent
dengan perbandingan 1 : 2 padat penebaran gelondongan ukuran 10 cm sekitar 50
ekor / kantong dengan waktu tempuh sekitar 5 – 6 jam.
Penggunaan penoksetan 01 200/ltr dan
penuruhan suhu dapat diaplikasikan dalam pembiusan ikan selama transportasi
untuk mencegah kerusakan fisik.
Pendederan
Dapat
dilakukan di petakan tambak, bak terkontrol maupun happa yang ditancapkan
ditambak. Pendederan umumnya berlangsung selama 80 hari. Pendederan bertujuan
untuk mendapatkan gelondongan bandeng ukuran 75 – 100 gram/ekor. Selama
pendederan pertumbuhan bobot ikan perhari berkisar 40 – 50 gram.
Pembesaran
Lama
pembesaran untuk mencapai ukuran diatas 300 gram dengan benih ukuran 3 gram
adalah 120 hari, adapun lama pembesaran untuk mencapai ukuran diatas 300 gram
dengan benih ukuran 3 gram adalah 120 hari, untuk mencapai ukuran konsumsi 500
gram/ekor dengan berat 20 gram adalah 5 bulan
Pemberian Pakan
Pakan
utama bandeng terdiri dari organisme plangkton, benthos, detritus dan epifit.
Dalam budidaya bandeng sekarang digunakan juga pakan ikan buatan (pellet).
Budidaya dalam KJA sepenuhnya mengandalkan pakan buatan dengan kandungan
protein berkisar 20 – 30 %. Umumnya pakan diberikan sebanyak 10 – 30% dari
total bobot ikan per hari, waktu pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 – 3 kali
sehari (pagi,siang,sore).
Pengendalian Hama
Bandeng
yang dibudidayakan di laut umumnya bebas dari parasit dan hama, tidak
didapatkan organisme yang bersifat pathogen.
Panen
Bandeng
dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi (300 – 500 gram/ekor) dengan
lama pemeliharaan 4 – 5 bulan dari gelondongan. Sementara itu, bandeng super
dapat dipanen setelah berukuran 800 gram/ekor dengan masa pemeliharaan selama
120 hari dari gelondongan ukuran 100 – 150 gram/ekor. Tingkat produktifitas
bandeng dalam KJA ditentukan oleh factor laju pertumbuhan, sintasan, kuantitas dan
kualitas pakan serta pengelolaan budidaya. Panen bisa dilakukan secara selektif
atau total dengan menggunakan seser.
** Dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar