Cara pembuatan
silase
Pembuatan silase ikan, baik dalam skala kecil maupun skala besar
dapat dilakukan dengan mudah dan murah. Adapun proses pembuatannya sangat
sederhana, yaitu dengan mencairkan daging ikan dengan bantuan enzim, baik yang
terdapat di dalam tubuh ikan itu sendiri, maupun yang dihasilkan oleh
mikro-organisme tertentu, dan asam yang sengaja ditambahkan. Penambahan asama
ini dimaksudkan untuk membantu menciptakan kondisi lingkungan yang memenuhi
syarat dan terkontrol sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk
maupun mikro-organisme lain serta dapat mempercepat proses pencairan daging
ikan.
Berdasarkan bahan
baku yang digunakan, pembuatan silase ikan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu ;
Bahan baku ikan
mentah
Langkah pertama yang harus dilakuakn dalam pembuatan silase ikan
adlah mencuci daging ikan yang digunakan sebagai bahan baku. Pencucian ini
dimaksudkan untuk untuk membersihkan daging ikan dari kotoran maupun benda
keras yang mungkin terdapat pada daging ikan, , terutama bila bahan baku dari ikan diperoleh dari
limbah pabrik pengalengan ikan. Pencucian sebaiknya dilakukan dengan air bersih
yang mengalir. Setelah dicuci bersih, daging ikan dicincang sesuai dengan
ukuran yang diharapkan, daging ikan kemudian digiling dengan alat penggiling
daging sehingga lumat.
Ikan yang telah digiling halus dimasukan ke dalam sebuah wadah
yang bersih untuk dibubuhi asam, untuk menghindari kerusakan karena korosi oleh
asam sebaiknya digunakan wadah yang terbuat dari bahan plastik atau tanah.
Tambahkan asam formiat berkadar 85% ke dalam wadah tersebut sebanyak 2-3 % dari
berat total ikan yang akan diproses (jadi sekitar 3 liter untuk setiap 100 kg
ikan). Tujuan untuk pemberian asam formiat adalah untuk menurunkan pH
lingkungan dalam wadah hingga mencapai 4.5 atau lebih rendah lagi. Selanjutnya ke dalam wadah tersebut ditambahkan
pula asam propionat sebanyak 1% (1 liter untuk 100 kg ikan), tujuannya adalah
untuk meningkatkan daya awet dari silase yang akan dihasilkan.
Bahan baku daging yang telah dibubuhi asam formiat dan propionat
harus selalu diaduk agar keduanya benar-benar tercampur secara merata. Proses
pengadukan dilakukan 3-4 kali sehari selama 4 hari pertama, sedangkan hari
berikutnya cukup dilakukan pengadukan secara berkala. Bila semua langkah
pengerjaannya dilakukan dengan benar, pada hari kelima telah tampak cairan yang
berasal dari tubuh ikan, dengan demikian silase sudah dapat diberikan sebagai
makanan ikan atau ternak. Bersamaan dengan timbulnya cairan yang berasal dari
tubuh ikan, biasanya akan timbul pula cairan lemak yang ada segera dibuang
karena jika dikonsumsi oleh ikan atau ternak dapat menimbulkan pengaruh kurang
baik.
Untuk mendapatkan silase dalam bentuk kering, sebaiknya dilakukan
penambahan karbohidrat (dedak, tepung kanji, tepung terigu, dsb) setelah
dilakukan penambahan karbohidrat, silase dijemur hingga benar-benar kering.
Produk silase yang telah dikeringkan dalam wadah yang bersih dan kering untuk
kemudian digunakan sedikit sebagai makanan
ikan atau ternak.
Bahan baku ikan telah dimasak
Pross pembuatan silase dengan bahan baku ini sama seperti pada
pembuatan silase dengan bahan baku ikan mentah, pertama ikan yang akan diolah
dicuci dahulu dengan air bersih, kemudian dipotong kecil-kecil dan dicincang
sampai halus, hasil cincangan selanjutnya digiling hingga lumat.
Gilingan daging ikan dimasukan ke dalam wadah yang bersih, kemudian
direbus. Tabahkan sedikit air ke dalam wadah tersebut agar ikan tidak menjadi
hangus, terutama ikan didasar wadah jumlah air yang ditambahkan tidak terlalu
banyak, cukup setinggi 0,5-1 cm dari dasar wadah. Setelah direbus, tambahkan
asam formiat dan propionat 1% dari berat total ikan yang akan diolah , langkah
pengerjaan selanjutnya sama seperti pada pembuatan bahan baku ikan mentah.
Sumber : Bulletin Co-Fish No.2 - November 2002
(Artikel
: Cara Pembuatan Silase, Hal. 8-10 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar