Seri Penanganan Ikan Pasca-Panen Bagian 3 :
Teknik Penebaran Benih Ikan
Pasca-panen merupakan akifitas yang dilakukan setelah
pembudidaya mendapatkan produksi ikan yang diinginkan. Kegiatan pasca-panen
meliputi pengemasan, pengangkutan dan penebaran benih ikan. Kegiatan penanganan
ikan pasca-panen sebaiknya dilakukan secara baik dan benar, agar kualitas tetap
terjaga sehingga harga jual tidak turun.
Pada artikel seri 3 ini akan dibahas mengenai teknik penebaran
benih ikan yang baik dan benar. Setelah benih ikan sampai ke lokasi budidaya,
maka benih ikan segera akan ditebar ke dalam wadah budidaya, dalam penebaran
benih ikan hal yang tidak boleh dilewatkan adalah aklimasi dan aklimatisasi. Apa
sih perbedaan aklimasi dan aklimatisasi ?
Aklimasi
adalah proses penyesuaian biota air terhadap satu parameter kualitas air di
perairan tempat budidaya. Sedangkan aklimatisasi adalah penyesuaian
biota air terhadap faktor-faktor kualitas air pada lingkungan barunya seperti
suhu, pH, alkalinitas, dan sebagainya. Mengapa benih ikan yang akan ditebar
harus diaklimatisasi ? Ya, karena ikan adalah binatang berdarah dingin (Poikiloterm)
dimana suhu tubuhnya sama dengan suhu lingkungannya. Jadi apabila
lingkungannya berganti dimana suhu lingkungan hidupnya yang baru juga berganti.
Yang menjadi masalah adalah apabila perbedaan suhu lingkungan asal dan
lingkungan baru berbeda terlalu besar maka ikan-ikan akan stres. Maka
aklimatisasi bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan akan terjadi “shock atau
stres” bagi biota air tersebut, dimana biota air akan terganggu fungsi
fisiologisnya bahkan bisa lebih parah lagi mengakibatkan kematian. Terlebih
bagi biota air yang sudah dalam kondisi lemah akan lebih fatal lagi. Sedangkan
aklimasi adalah penyesuaian biota air terhadap satu faktor kualitas air saja,
misalnya penyesuaian suhu atau pH saja.
Bagaimana
proses aklimatisasi benih ikan yang baik dan benar ?, berikut ini adalah tahapan
proses aklimatisasi ;
1)
Benih ikan didalam kemasan kantong plastik diapungkan didalam
wadah budidaya. Biarkan kantong plastik mengapung selama lebih kurang 30 menit agar
suhu di dalam kantong kemasan sama dengan suhu di dalam wadah (proses
aklimasi).
2)
Setelah
30 menit, kantong dibuka satu persatu, tambahkan air dari wadah atau air
lingkungan sebanyak kira-kira 1/4 dari volume air kemasan ke dalam kantong
tersebut, biarkan selama 15 menit. Perlu diperhatikan agar setelah kantong
dibuka posisinya di air tidak miring, sehingga air tidak masuk.
3)
Setelah
15 menit, tambahkan lagi air wadah sebanyak 1/4 volume volume air kantong ke
dalam kantong-kantong, lalu biarkan kurang lebih 30 menit. Penambahan air wadah
atau lingkungan wadah ke dalam kantong untuk menyesuaikan pH dan alkalinitas
(salinitas untuk ikan payau dan laut) air dalam kantong dengan air kolam/tambak
secara bertahap.
4)
Setelah
dilakukan dua kali penambahan air media pada kantong, maka diperkirakan
salinitas air di kedua tempat sudah sama atau mendekati sama. Bila pembudidaya
memiliki alat pengukur kadar garam, seyogyanya kadar garam diukur. Jika ada
perbedaan kadar garam antara air kemasan benih dan air petakan perbedaannya
tidak boleh terlalu besar melebihi 5 ppt. Jika ternyata perbedaan lebih besar,
masukkan lagi air kolam/ tambak ¼ volume lagi ke dalam kantung dan biarkan
tenang selama 30 menit.
5)
Selanjutnya,
periksa apakah benih sehat. Benih yang sehat akan berenang dengan gesit.
Apabila sudah dipastikan bahwa benih sudah melakukan aktifitas berenang dengan
aktif, maka saatnya kantong-kantong dimiringkan hingga benih-benih dapat
berenang keluar sendiri dari kantong dan menyebar ke dalam kolam/tambak. Namun
jangan lupa ambillah data tentang waktu penebaran (hari, tanggal, jam), jumlah
populasi benih yang ditebar, biomassa rata-rata, dan biomassa total, sebagai
data awal untuk menentukan kebutuhan pakan. Ketika sampling data awal ini juga
sangat dibutuhkan, karena untuk menduga pertumbuhan biomassa ikan dan
perhitungan FCR harus diketahui data awal ini.
Sumber :
1. Buku Teks Bahan Ajr Siswa : Teknik Pemdesaran
Ikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI, 2015.
2. Agribisnis Perikanan. Penebaran Swadaya, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar