Penyuluh Perikanan

Penyuluh Perikanan
Pulau Tinggi

Kamis, 10 Maret 2016

Hasil Rapat Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tanggal 10 Maret 2016


KOMISI PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Komplek Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Gedung B. Lt. 2, Kelurahan Air Itam, Telp./Fax. (0717) 435224 Pangkalpinang 33149



NOTULEN
Rapat
:
Pertemuan Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015-2010



Hari/Tanggal
:
Kamis, 10 Maret 2016
Waktu Panggilan
:
Rabu, 2 Maret 2016
Waktu Rapat
:
Kamis, 10 Maret 2016



Acara
:
Rapat koordinasi Komisi Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung



Pimpinan Rapat


Ketua       
:
Yudi Sapta Pranoto
Sekretaris
:
Hariyanto, SP
Notulen    
:
Herman Setiawan, S. Pi



Peserta Rapat

1.   Anggota Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015-2010.
2.   Bidang Kelembagaan Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan.



Kegiatan Rapat
:
1.        Silahturahim
2.        Statuta KPP
3.        Rencana Kerja
4.        Operasional KPP
5.        Lain-lain



Kata Pembukaan
:
1.    Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan;
2.    Rapat dilaksanakan sebagai tindaklanjut atas pembentukan Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015-2010.



Pembahasan     
:
Tanggapan Anggota KPP


1.   Su’di, A. Md, (Kabid Kelembagaan Bakorluh P2K Prov. Kep. Babel)
·      Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh KPP.
·      Perlu diversifikasi tanaman yang dapat mendukung perkembangan tanaman lokal.


2.   Hariyanto, (Sekretaris KPP)
Perlu dibuat materi yang diperlukan dalam mensukseskan program pangan melalui 7 komoditas unggulan : padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, tebu dan daging.


3.   Andi Pile Muzakar, (HKTI)
·      KPP merupakan momen yang tepat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan petani/nelayan dalam program-program yang disusun oleh badan/teknis.
·      Perlu kejelasan pembiayaan operasional sebagai dukungan pelaksanaan kegiatan KPP.
·      Penyuluh yang ditempatkan di WKPP harus sesuai dan mengetahui potensi WKPP nya.


4.   Sofyan A.R, (Praktisi pertanian)
·      Perlu disusun langkah-langkah, apa yang dilaksanakan dalam waktu singkat untuk disampaikan kepada gubernur.
·      KPP harus menempatkan diri sebagai motivator bagi penyuluh yang melaksanakan tugasnya di lapangan.


5.   Johan Murod, S. IP., MM. (KADIN)
·      Perlu dilaksanakan pengesahan/pelantikan oleh Gubernur terhadap KPP, baru menyusun rencana kerja. Penyuluhan adalah tiik awal dalam memajukan pertanian, perikanan dan kehutanan.
·      Terkait bentuk kelembagaan penerima bantuan pemerintah harus berbentuk badan hukum, telah dibentuk koperasi nelayan (POSKONELI) pada beberapa kabupeten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
·      Orientasi penyuluhan selalu mengarahkan petani/nelayan berpikir secara prospektif, provitable dan sustainable, untuk mendukung swasembada pangan.
·      Penyuluhan harus dipahami Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), baik kelompok petai/nelayan.
·      Pemilihan metode penanaman/budidaya terhadap komoditi unggulan yang berorientasi pasar, sehingga dapat memberikan nilai/harga yang baik (contoh : penanaman organik/budidaya perikanan organik).
·      Perlunya kendaraan operasional (R4/minibus) untuk KPP sebagai wadah untuk promosi dan pelaksanaan tugas.
·      Masukan kepada Gubernur :
ü Perikanan tangkap : sebagai masukan untuk Gubernur agar nelayan menangkap ikan didaerah perbatasan (pulau tujuh) sebagai bentuk pengakuan/penguatan pengelolaan wilayah oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, perlu peningkatan sarana dan prasarana produksi tangkap.
ü Cina sedang membangun perkebunan kelapa sawit di Republik Kongo, sehingga dalam waktu 10 tahun kedepan produksi CPO akan sangat tinggi, oleh sebeb itu perlu peningkatan nilai tambah produk atas CPO yang dihasilkan Indonesia.
ü Dampak banjir agar dilaksanakan reboisasi oleh dinas terkait (kehutanan, pertanian dan pertambangan dan energi).


6.   Sinar, IKAMAJA (Ikatan Remaja Magang Jepang)
Permasalahan pertanian di Indonesia dan di Jepang hampir sama, namun sinkronisasi belum berjalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (pakar, teknologi, sumberdaya alam, pembiayaan dan pasar). Hilir dari semua kegiatan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan adalah pemasaran hasil usaha yang dilaksanakan.


7.   Herman Setiawan, S.Pi (Penyuluh Perikanan)
·      Surat - menyurat, tujuan surat undangan perlu tembusan kepada atasan langsung agar dalam melaksanakan tugasnya disetujui.
·      Perangkat kelembagaan untuk Komisi Penyuluhan seperti stempel, AD/ART, plang nama sekretariat, kartu anggota, web, dsb perlu dilengkapi sehingga tertib organisasi terlaksana.
·      P3D atas penyuluh kehutanan dan penyuluh perikanan yang akan dialih statusnya dari pegawai kabupaten/kota ke pusat (Kementerian Kehutanan dan Kementrian Kelautan dan Perikanan), Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Prov. Kep. Babel agar berperan dalam kelancaran pengalihan status P3D tersebut.
·      Mendorong penumbuhan, pengembangan dan pemberdayaan penyuluh swadaya (pertanian, perikanan dan kehutanan), sehingga permasalahan kekurangan SDM penyuluh bisa diatasi, jangan hanya mengandalkan keberadaan penyuluh PNS, kontrak pusat dan atau kontrak daerah. 
·      Organisasi profesi penyuluh di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung agar KPP dapat menumbuhkembangkan organisasi profesi (PERHIPTANI, IPKANI, dan IPKINDO).
·      Mendorong agar Komisi Penyuluhan berperan aktif dalam hal “pelestarian fungsi lingkungan hidup’, seperti IUU fishing, illegal logging dan illegal meaning.
·      Mendorong pengunaan anggaran DAK menu sapras penyuluhan pada Dinas dan Instansi terkait, penggunaan dana DAK yang dilakokasikan untuk penyuluhan namun pada kenyataanya fasilitas yang diadakan tidak sepenuhnya untuk penyuluh.


8.   Yudi Sapta Pranoto, SP, MSi


Pembahasan Rencana Kerja


1.   Silahturahim
Pertemuan direncanakan pada tanggal 9 Februari 2016, namun ada bencana alam (banjir) sehingga dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2016, di Kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.


2.   Statuta KPP


3.   Rencana Kerja dan Operasional KPP
·      Rapat satu bulan satu kali pada minggu kedua
·      Audiensi dengan Gubernur sebelum pelantikan dalam waktu secepatnya
·      Identifikasi kebutuhan KPP yang idealnya ada :
ü transportasi akomodasi anggota diluar pangkalpinang
ü seragam/ baju identitas
ü kunjungan ke lapangan
ü dibuat unit kegiatan sesuai sektor (pertanian, perikanan dan kehutanan)
ü kop Surat, logo dan website



Kesimpulan
:
Rapat kerja Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dilaksanakan dengan baik, dengan kesimpulan :
1.    Rapat dilaksanakan Rapat satu bulan satu kali pada minggu kedua.
2.    Audiensi dengan Gubernur sebelum pelantikan dalam waktu secepatnya.
3.    Logo dan lambang serta surat undangan akan disampaikan kepada instansi

Daftar Hadir Rapat KPP Tangal 10 Maret 2016


Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ketua,




Yudi Sapta Pranoto, SP, MSi

4 komentar:

  1. Rumput laut & Wisata maritim... Bangka selatan terkenal dengan wilayah perairan yang terhitung sangat luas di bangka belitung dan nilai pariwisata laut dan pantainya juga sangat indah nan mempesona, misalnya batu kodok, sadai, tj krasak,pulau tinggi, dll. Bupati bangka selatan H Justiar Noer mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan yang rencanya program nya dari hulu ke hilir ( industry akhir pada pabrik pengolahan) bermacam macam budidaya laut banyak dikembangkan seperti budidaya rumput laut, abalone, tripang, kerapu dll. Rumput laut yang keuntungannya sangat menjanjikan saat ini, namun tidak semua perairan dibabel rumput laut dapat dibudidayakan hanya ditempat- tempat tertentu yang mempunyai gelombang ombak yang rendah saja.
    Rumput Laut banyak digunakan sebagai bahan makanan sampai bahan campuran untuk produk kecantikan .
    Berikut adalah langkah-langkah dalam pembudidayaan:
    1. Mempersiapkan tambak laut yang dasarnya berupa tanah liat, tidak terlalu mengandung pasir atau lumut Lokasi tambak sebaiknya berjarak 1 km dari pantai agar salinitas airnya cocok untuk pertumbuhan rumput laut.
    Terlebih dahulu tambak dikeringkan lalu ditaburi kapur pertanian agar pH-nya menjadi 6,5-8. Tujuh hari sesudah pengapuran, tambak digenangi air setinggi 70 cm lalu dibiarkan selama 3 hari.
    2. Pembibitan
    Tambak yang sudah tergenang air selama 3 hari sudah siap ditanami rumput laut. Untuk 1 hektar lahan diperlukan 1 ton bibit rumput laut. Bibit rumput laut ditebar begitu saja di permukaan air tambak hingga merata.
    Lima belas hari sesudah penebaran bibit, diadakan pengontrolan. Biasanya ada rumput laut yang mengumpul di satu bagian permukaan tambak karena tertiup angin dan harus ditata. Hal semacam ini dilakukan rutin sampai rumput laut siap dipanen.
    Sebulan setelah penebaran dilakukan pemberian zat pengatur tumbuh sebanyak 500 cc per hektar. Pemberian zat pengatur tumbuh ini diulangi lagi sebulan kemudian.
    Gangguan yang sering timbul adalah adanya lumut yang menutup permukaan tambak. Lumut bisa menghalangi sinar matahari. Untuk mengendalikan lumut, dilepas ikan bandeng kecil sebanyak 1.500-2.000 ekor per hektar. Sesudah lumut habis, bandeng harus dijaring supaya tidak ganti melahap rumput laut.
    3. Panen
    Panen pertama sudah bisa dilakukan pada umur 2-2,5 bulan sesudah penanaman. Panen rumput laut dicuci sampai bersih. Setelah itu rumput laut dijemur selama kurang lebih 3 hari untuk mendapatkan rumput laut kering berkadar air 18%.

    Total biaya 10.345.000. Biaya Variabel
    1. Bibit 3.750.000
    2. Karung 210.000
    3. Tali raffia 15.000
    4. BBM 1.170.000
    5. Upah Tenaga Kerja 2.400.00
    Total 7.545.000
    Lama pemeliharaan 1,5 – 2 bulan
    Berat panen basah 32.400 kg
    Berat kering 4.050 kg ( basah : kering = 8: 1 )
    Harga jual = Rp 6.000,-/ kg x 4.050 kg = Rp 24.300.000
    Pendapatan :
    Penerimaan ( Rp 6.000,-/ kg x 4.050 kg ) = Rp 24.300.000 Dari hasil budidaya rumput laut ini diperoleh
    LABA/RUGI
    = Rp 24.300.000 – ( Rp 4.966.000 + Rp 7.545.000 )
    = Rp 24.300.000 – Rp 12.511.000
    = Rp 11.789.000
    Berarti dalam 1x panen pembudidaya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 11.789.000. Dalam 1tahun terdapat 4x panen jadi total pendapatan bersih adalah Rp 11.789.000 x 4 = Rp 47.156.000.
    Keuntungan relative
    = Rp 47.156.000/
    Rp 12.511.000
    = 3,77
    Keuntungan relatif usaha budidaya rumput laut ini dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai adalah 3,77. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut ini layak karena R/C > 1.
    Jadi mengembalikan biaya investasi sekitar 2 – 3 bulan dalam sekali panen saja.

    Menurut managing natural industry sujasmir hamid, bahwa
    Benefit Cost Ratio (B/C)
    Merupakan alat analisis yang lebih ditekankan pada criteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk membandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat keuntungan usaha perikanan. Semakin kecil nilai rasio ini, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian.
    Hasil Penjualan
    = Rp 24.300.000/
    Rp 12.511.000 =1,94
    Nilai tersebut berarti dengan modal Rp. 12.511.000 diperoleh hasil penjualan sebesar 1,94 kali jumlah modal... semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus