Maggot, pakan ikan alternatif
Hasil
riset peneti di Loka riset budidaya ikan hias air tawar (LRBIHAT) Bogor, maggot
alias belatung yang merupakan larva lalat Hermetia
illucens kaya akan nutrisi, kandungan protein maggot mencapai 40%, kadar
ini lebih tinggi daripada pakan buatan (pelet), protein penting bagi
kelangsungan hidup ikan terutama untuk pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit.
Hasil
uji maggot sebagai pakan memakai ikan hias asal jambi Balashark (Balantiochelius melanopterus) berbobot
1-2 gr/ ekor memuaskan, asupan 70% pelet udang dan 30% maggot sebagai pakan
selama 12 minggu membuat ikan balashark tumbuh 3 kali lebih besar daripada
kontrol yang diberi 100% pelet udang, tingkat kelulusan hidup atau survival
rate balashark naik 2 kali lipat mencapai 90% dari sebelumnya, indikatornya
tergambar jelas peningkatan jumlah sel darah putih dari 2-juta sel/ mm3
menjadi 3-juta sel/ mm3 di tubuh sel darah putih adlah pasukan
tempur yang menggempur penyakit. Sel darah merah yang bertugas menyebarkan sari
makanan ke seluruh tubuh pun melambung dari 2.800 sel/mm3 menjadi
4.500 sel/ mm3 efeknya sari-sari makan lebih cepat terserap tubuh
menjadi energi.
Uji
lain memakai ikan konsumsi lele Clarias
gariepinus memperlihatkan efek yang sama, pengujian tim Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi menunjukan penurunan
signifikan nilai FCR (rasio konversi pakan), dengan memakai campuran 50% maggot
pada pelet nilai FCR turun menjadi 1,16 dari sebelumnya 1,42. Disini selisih
nilai FCR 0,26, artinya mencetak 1 kg lele cukup membutuhkan 1,16 kg pakan.
|
Peluang
maggot menjadi pakan alternatif memang terbuka lebar, apalagi dapat mengantikan
fungsi tepung ikan sebagai sumber prtein pada pelet. Industri pakan ikan di
tanah air masih bergantung pada tepung ikan impor dari negara amerika latin
seperti chili dan peru. Tepung ikan berasal dari ikan tangkapan laut yang kini
jumlah penangkapan terus menurun, padahal kebutuhan pakan untuk ikan budidaya
terus meningkat seiring meningkatnya konsumsi ikan akibat pertambahan jumlah
penduduk. Saat ini konsumsi ikan Indonesia sekitar 15 kg/kapita/tahun, jauh
dari standar FAO sebesar 25 kg/kapita/tahun.
Maggot
tidak sulit dibudidayakan, media ampas tahu, tapioka dan palm kernel meal alias
bungkil kelapa sawit, dapat dipakai membiakan larva lalat. Riset menunjukan
bahwa dengan 3 kg bungkil kelapa sawit dapat dihasilkan 1 kg maggot, bandingkan
dengan ampas tahu hanya menghasilkan 0,25-0,5 kg maggot.
Sumber :
Majalah trubus Edisi 476-Juli 2009/XL (Artikel
: Maggot, pakan hebat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar