Penyuluh Perikanan

Penyuluh Perikanan
Pulau Tinggi

Senin, 25 Juni 2018

Mengenal Penyakit White Spot (Ich)

Mengenal Penyakit White Spot (Ich)
  



Penyakit ikan mudah sekali ditularkan dari satu ikan ke ikan yang lain dalam satu wadah budidaya melalui kulit, insang dan terutama air sebagai media hidup ikan. Seringkali terlihat, ikan yang semula terlihat sehat, setelah sekian lama dipelihara tiba-tiba menunjukan gejala serangan penyakit pada beberapa bagian tubuh ikan tersebut. 
Penurunan produksi dapat diakibatkan oleh adanya wabah penyakit, hama & pengganggu. Penyebab turunnya produksi harus dikendalikan & diberantas tuntas tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
Pengenalan terhadap suatu jenis penyakit serta penyebabnya, akan membantu dalam pengendalian & penanggulangan penyakit tertentu.
Penyakit white spot yang menyerang ikan air tawar merupakan salah satu penyakit yang sering muncul dan meresahkan bagi para pembudidaya ikan, penyebabnya adalah parasit Ichthyophthirius multifiliis merupakan protozoa bersilia (bulu getar) & memiliki tanda klinis bintik putih pd bagian tubuh ikan.



Gambar 1. Parasit protozoa Ichthyophthirius multifiliis penyebab penyakit White spot

Klasifikasi Ichthyophthirius multifiliis
Ichthyophthirius multifiliis  merupakan ekto-parasit yang menyebabkan penyakit white spot atau penyakit ich, penyakit yang menginfeksi dan merusak kulit, insang, sirip maupun mata pada spesies ikan air tawar. Ich termasuk ke dalam filum protozoa, sub-filum Ciliophora, kelas Ciliata, famili Ophyroglenidae dan genus Ichthyophthirius.

Siklus hidup Ichthyophthirius multifiliis
Siklus hidup parasit ini sangat sederhana, dimulai dari stadium dewasa atau pemakan (troposit) yang berpenetrasi pada lapisan lendir & lapisan kulit terluar (epidermis) serta jaringan epithelium insang dari inang. Hal ini menyebakan ikan mengalami iritasi. Parasit ini berkembang dengan memperoleh makanan dari sel darah merah dan sel kulit ikan. Setelah fase pemakannya selesai, ich akan memecah epithelium dan keluar dari inangnya untuk membentuk kista. Kista-kista tersebut akan menempel pada tumbuhan, batu ataupun objek lainnya yang ada diperairan. Kemudian terjadi pembelahan biner hingga 10 kali menghasilkan 100-2000 sel bulat berdiameter 18-22 µm. Sel-sel tersebut akan memanjang seperti cerutu berdiameter 10 X 40 µm dan mengeluakan enzim hyaluronidase, enzim ini digunakan untuk memecahkan kista sehingga tomit (sel-sel muda) yang dihasilkan dapat berenang bebas dan segera mendapat inang baru. Tomit-tomit yang motil dan bersifat infektif akan mati jika tidak menemukan inang baru dalam waktu 3x24 jam. Siklus hidup ich memerlukan waktu 3 hari hingga 3 minggu tergantung pada suhu dan keadaan tubuh inangnya (sekitar 4 minggu pada suhu 200C tapi akan lebih cepat siklusnya sekitar 5 hari pada suhu 270C).
Gambar 2. Siklus infeksi Ichthyophthirius multifiliis pada ikan

Gejala infeksi
Bagian tubuh ikan yang menjadi sasaran adalah sel pigmen, sel darahdan sel lendir. Bila yang diserang bagian kepala, terutama permukaan insang, ikan biasanya megap-megap seperti sesak napas, lama-kelamaan mati. Serangan yang ringan pada selaput lendir mengakibatkan ikan gatal-gatal, mengesek-gesekan tubuhnya pada dinding atau substrat lain diperairan. Pada tahap infeksi yang lebih lanjut, akan muncul bintik-bintik putih pada bagian tubuh yang terinfeksi, sehingga menyebabkan ulcer (borok) atau infeksi sekunder lainnya.

Gambar 3. Ikan lele yang terinfeksi white spot

Mencegah & Mengobati White Spot
Cara termudah timbulnya penyakit ich dengan menjaga kualitas air secara optimal bagi pemeliharaan ikan, pergantian air secara rutin akan membantu menghilangkan atau memutus fase parasit tersebut.
Ikan yang sakit diobati melalui perendaman methile blue, caranya sebagai berikut  :
1.     Buatlah larutan baku dengan mencampurkan 1 gr methile blue ke dalam 100 ml air bersih
2.     Siapkan wadah plastik dan isi air bersih dan campurkan larutan baku sebanyak 2-4 ml setiap 4 liter air.
3.     Rendam ikan yang sakit dan biarkan selama 24 jam.
Pengobatan alternatif menggunakan larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 1-3% atau 1-3 gr garam dapur dalam 100 ml air bersih. Rendam ikan yang sakit dalam wadah plastik selama 5-10 menit lalu pindahkan ke dalam air bersih.
Bisa juga menggunakan campuran formalin sebanyak 25 ml per 1 m3 air atau dengan Malachite green oxalat sebanyak 0.15 gr per 1 m3 air ( 1 m3 = 1000 liter) rendam ikan yang terserang selang waktu 12-24 jam, selama perendaman perhatikan pasokan oksigen terlarut supaya memadai.  


Sumber :
1.      Aquarista Magazine. Edisi 02.
2.     Daelami, Deden. 2002. Agar Ikan Sehat . Penebar Swadaya. Jakarta
3.     Supriyadi, Hambali. 2002. Mewaspadai & Menanggulangi penyakit pada Lau Han. Agro Media Pustaka. Bogor
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar