Penyuluh Perikanan

Penyuluh Perikanan
Pulau Tinggi

Rabu, 12 Juli 2017

Mengenal Sistem Resirkulasi Dalam Budidaya Ikan

Mengenal Sistem Resirkulasi Dalam Budidaya Ikan


Pengembangan industri akuakultur untuk meningkatkan produksi dibatasi oleh beberapa faktor diantaranya adalah keterbatasan air, lahan dan polusi terhadap lingkungan. Air sebagai media pemeliharaan ikan harus selalu tersedia baik secara kuantitas dan kualitas yang layak untuk proses kegiatan budidaya ikan. Intensifikasi budidaya melalui padat tebar dan laju pemberian pakan yang tinggi dapat menimbulkan masalah kualitas air, walaupun ikan mengkonsumsi sebagian besar pakan yang diberikan tetapi prosentase terbesar diekskresikan menjadi bahan buangan metabolik (nitrogen). Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan diatas adalah mengaplikasikan sistem resirkulasi akuakultur.

Sistem resirkulasi pada prinsipnya adalah penggunaan kembali air yang telah dikeluarkan dari kegiatan budidaya ikan, fokus utama pada sistem resirkulasi adalah pemindahan amonia zat hasil proses metabolisme ikan. Sistem resirkulasi adlah alternatif yang dapat digunakan pada budidaya ikan secara intensif dengan media filter yang berbeda yaitu zeolit, kijing taiwan (Anodonta woodiana) dan selada (Lactuca sativa). Contoh budidaya ikan yang menggunakan sistem resirkulasi yang populer adalah akuaponik. Akuaponik adalah sistem teknologi budidaya yang menggabungkan antara budidaya ikan dengan tanaman sayuran dalam satu wadah, inti dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi. Konsep sistem resirkulasi pada akuaponik adalah memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan dialirkan dengan pompa air melalui pipa paralon ke filter biologi (tanaman sayuran) dan fisika (batu arang) yang juga berfungsi sebagai wadah tanaman, kemudian air tersebut dialirkan kembali ke dalam kolam secara gravitasi. Akuarium bisa juga sebagai model contoh paling sederhana dalam penerapan sistem resirkulasi, dimana air akan digunakan secara kontinue dan rutin untuk budidaya ikan. Penambahan air akan dilakukan jika ketersediaan volumenya berkurang karena proses penguapan atau terjadi kebocoran, sedangkan pengurangan sejumlah volume air akan dilakukan jika kondisi kualitas air sudah terlalu jenuh atau berdampak buruk bagi kesehatan ikan budidaya.
 


Gambar Kolam akuaponik

Sistem resirkulasi mengkondisikan kotoran ikan, sisa pakan, dan senyawa serta gas hasil efek samping dari kotoran ikan dijebak dalam tangki pengendapan dan filtrasi. Setelah melalui tahapan tersebut diharapkan air yang kembali ke dalam kolam memiliki kandungan kotoran dan senyawa berbahaya yang sudah direduksi atau berkurang, sehingga bakteri pathogen tidak berkembang, kesehatan dan daya tahan ikan terjaga, nafsu makan ikan tidak menurun, dan dampaknya pertumbuhan ikan tidak terhambat dan tingkat kematian dapat diminimalisir.
Tujuan penerapan budidaya ikan sistem resirkulasi adalah sebagai berikut :
1.    Menghemat dalam penggunaan air dan lahan
2.    Tidak merubah kontur asli tanah
3.    Kestabilan sistem dari gangguan cuaca dan lingkungan  (hama dan penyakit)
4.    Menaikan efesiensi dan produktifitas dengan sistem padat tebar tinggi
5.    Pengendalian budidaya sepenuhnya pada pembudidaya, bukan kepada lingkungan
6.    Sistem resirkulasi dapat diintegrasikan dengan budiaya lain seperti budidaya cacing sutra, pembuatan pupuk organik, pertanian (akuaponik), sehingga disebut pertanian yang terintegrasi (integrated farming system).
Sistem resirkulasi memiliki batasan dan syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1.    Harus adanya sumber listrik yang cukup
2.    Memperhitungkan investasi yang dikeluarkan dan overhead terhadap harga jual komoditi
3.    Memahami sistem budidaya ikan dan cara kerja masing-masing model alat agar tidak salah dalam membuat konfigurasi alat filtrasi
4.    Sistem ini tetap masih membutuhkan sumber air


Gambar penerapan sistem resirkulasi secara sederhana

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dkk (2011), menyatakan bahwa pemeliharaan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi berdampak positif yaitu meningkatkan laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Oleh karena itu penerapan budidaya ikan menggunakan sistem resirkulasi sangat direkomendasikan untuk pelaku usaha (pembudidaya), hal ini mengingat keterbatasan lahan dan ketersediaan air untuk kegiatan budidaya ikan dalam mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya.

Sumber :
    1)     bp.blogspot.com
    2)     ilmuikan.com
   3)     Lele-ras-system.blogspot.com
   4)     Putra, Iskandar, dkk. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila Oreochromis niloticus Dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal        Perikanan dan Kelautan 16, 1 (2011) : 56-63.  

   5)     Nugroho, Estu dan Sutrisno. 2010. Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik. Penebar Swadaya, Jakarta.