Rumput
Laut Dapat Diolah Jadi 500 Produk
Rumput laut di Indonesia
dapat diolah menjadi 500 jenis produk komersial, seperti karaginan. Karaginan
ini merupakan bahan baku kosmetik, parfum, obat-obatan, dan pasta gigi.
Rumput laut kini banyak
dimanfaatkan untuk bahan makanan seperti jelly atau agar-agar, rod, salad,
saus, dan es krim. Tumbuhan keluarga ganggang ini juga dapat diolah menjadi
minuman, seperti yoghurt dan sirup.
Rumput laut juga bisa
digunakan untuk bahan baku pupuk organik. Bahkan, kandungan unsur hara mikro
dan makronya lebih tinggi dari pupuk urea. "Dari hasil penelitian, limbah
semua jenis rumput laut bisa dipakai untuk pupuk," kata Kepala Pusat Riset
Kementerian KP Achmad Poernomo.
Uji efektivitas pupuk rumput laut menunjukkan, tanaman yang diberi pupuk ini selama empat pekan bertambah tinggi 32,8 sentimeter (cm), sedangkan yang diberi urea tumbuh 32,2 cm. Panjang daun tanaman yang menggunakan pupuk rumput laut juga mencapai 13,7 cm, sedangkan yang menggunakan urea hanya 9,3 cm.
Rumput laut juga banyak digunakan untuk suplemen kesehatan, karena kandungan nutrisinya lengkap. Banyak kalangan yakin, konsumsi rumput laut mencegah kanker serta memperlancar proses metabolisme lemak, sehingga mengurangi resiko obesitas dan menurunkan kolesterol atau gula darah.
Komoditas ini juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar, dan gangguan pencernaan lain. Kandungan kalsiumnya bahkan sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan susu, sehingga sangat bagus dikonsumsi untuk mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis.
Sumber Energi
Berdasarkan hasil penelitian
para ahli, rumput laut dapat dipakai sebagai bahan bakar alternatif (biofuel).
Menurut Kepala Pusat Data, Statistik, dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian KP
Soen'an Hadi Poernomo, rumput laut sebagai bahan biofuel merupakan hal yang
baru, yang harus didukung dan dikembangkan.
Negara yang fokus dengan
biofuel itu adalah Korea Selatan. "Mereka sudah membangun pusat penelitian
di negerinya dan berharap Indonesia bisa memasok rumput lautnya. Pemerintah
Korea Selatan yakin rumput laut bisa mengatasi keluhan masyarakatnya terhadap
energi," katanya.
Mikro alga untuk biofuel ini dinilai lebih kompetitif dibandingkan komoditas pangan seperti jagung dan sawit. Pasalnya, 1 ha lahan mikro alga dapat menghasilkan 58.700 liter minyak (30% dari biomassa) per tahun, jauh lebih besar dibandingkan jagung (172 liter per tahun) dan kelapa sawit (5.900 liter tier tahun).
Nilai dan Volume Produksi Rumput
Laut
|
||
Tahun
|
Nilai Produksi (Rp. Juta)
|
Volume Produksi (Ton)
|
2009
|
1.801.800
|
2.547.000
|
2010
|
1.870.960 *
|
2.672.800 *
|
2011
|
2.452.940 *
|
3.504.200 *
|
2012
|
3.570.000 *
|
5.100.000 *
|
2013
|
5.250.000 *
|
7.500.000 *
|
2014
|
7.000.000 *
|
10.000.000 *
|
* Proyeksi
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan |
** Sumber : Investor Daily 25 Januari
2010.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar