Penyuluh Perikanan

Penyuluh Perikanan
Pulau Tinggi

Selasa, 03 Juli 2018

Kiat Merawat Arwana Agar Tetap Sehat


Kiat Merawat Arwana Agar Tetap Sehat
   


Arwana (Scleropagus formosus) merupakan jenis ikan langka yang populer di kalangan hobiis ikan hias. Menurut sejarahnya, ikan arwana pertama kali diperkenalkan oleh Muller dan Schleger tahun 1845 dengan nama Osteoglossum formasum. Tergolong marga Scleropages dari sistematikanya arwana tergolong ikan purba. Pada habitatnya, arwana dapat berada baik di Perairan lentik (tidak berarus) maupun lotik (berarus).
Ikan arwana dapat hidup dengan baik di dalam akuarium namun memerlukan perawatan dari kita agar ikan arwana merasa nyaman tinggal di dalam akurium tersebut. Agar akuarium memiliki kelayakan untuk ikan arwana, berikut ini beberapa tipsnya :
1. Yang pertama adalah sebuah akuarium dan perlengkapan akuarium untuk menunjang kehidupan arwana. Nyaman tidaknya ikan arwana di dalam akuarium dapat ditentukan oleh perlengkapan akuarium itu sendiri, diantaranya adalah:
* Aerator, adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penyuplai udara ke dalam air, untuk menambah kandungan oksigen di dalam air. Untuk aerator yang memiliki kualitas yang bagus adalah aerator yang menggunakan daya listrik yang kecil tapi untuk udara yang dikeluarkannya cukup banyak.
* Heater dan thermometer, heater adalah adalah alat pemanas yang berguna untuk menormalkan suhu air akuarium ketika suhu udara turun drastis, tapi untuk heater sendiri tidak diperlukan jika suhu udara di lingkungan Anda tidak mengalami penurunan suhu yang drastis.
* Filter, berfungsi untk menyaring kotoran yang berada di dalam air akuarium seperti sisa makanan ikan arwana atau dapat berupa kotoran ikan arwana. Hal ini bertujuan agar air di dalam akuarium selalu dalam keadaan bersih.
* Lampj TL, selain berfungsi untuk menerangi akuarium dapat juga untuk memperindah tampilan dari akuarium tersebut. Agar lampu tidak menyebabkan panas yang berlebihan silahkan pastikan ukuran lampunya disesuaikan dengan ukuran akuarium tersebut.
Agar ikan arwana tampil prima, diusahakan kita selalu melakukan perawatan akuarium secara rutin.
2. Memberikan makanan yang baik untuk ikan arwana.
Untuk makanan ikan arwana yang baik untuk kesehatannya, kita dapat memberikan makanan berupa hewan yang masih hidup seperti kelabang, jangkrik, dan sebagainya,
3. Selalu melakukan pengontrolan air akuarium
Untuk melakukan pengontrolan air kita harus melakukannya setiap hari, seperti suhu dan p
H. Untuk suhu yang baik sekitar 25-27 derajat celcius. Agar suhu air akuarium tetap berada pada suhu yang normal selalu gunakan heater jika suhu mengalami penurunan yang drastis, sampai suhu kembali normal kemudian matikan heaternya kembali. Untuk pH yang normal kurang lebih sekitar 6-8, apabila ph rendah kita dapat menambahkan kapur untuk dilarutkan ke dalam akuarium. Selain itu juga kita harus memperhatikan santitasi air.
Untuk air dari akuarium tersebut juga perlu dilakukan penggantian dengan air yang baru, Untuk mengganti air akuarium arwana ada 2 tahapan. Yaitu dengan cara mengganti air setiap 2 hari sekali sebanyak 10% dari total air akuarium. Kemudian penggantian semua air akuarium setiap 3 bulan sekali. Jika kita menggunakan air pam harus didiamkan terlebih dahulu di dalam sebuah wadah selama kurang lebih 24 jam, hal ini bertujuan agar khlor yang terkandung di dalam air mengendap.
4. Menata tanaman akuarium
Hal ini bertujuan agar ikan arwana tidak mengalami stres selama tinggal di dalam akuarium
, kita dapat menata tanaman dan bebatuan.



Kiat Memilih Bakalan Arwana
Arwana yang memiliki kualitas bagus mempunyai penampilan anggun dan rajin berenang menjelajahi seluruh ruang akuarium. Arwana yang sehat menyambar makanan hidup yang diberikan. Bilamana arwana menampakan gerakan lambat, malas, tidak nafsu makan dan senang mematuk dinding kaca akuarium hendaknya tidak dipilih. Berikut ini beberapa ciri-ciri arwana yang sehat yang dapat dijadikan pedoman jika kita hendak membeli ikan arwana :
  1.     Bentuk badan memanjang dan melintang pipih  
  2.     Mulut lebar, rahang bawah lebih memanjang dibanding yang atas. 
  3.     Mata berbentuk normal, tidak melotot, turun atau buta, bila dilihat dari depan gerakan mata harus serasi
  4.     Dua sungut terletak dirahang bawah harus lengkap, utuh dan tidak melengkung
  5.     Tutp insang harus lurus tidak melengkung keluar dan mampu menutup seluruh rongga insang
  6.     Punggung, tidak bengkok harus lurus dan tegar
  7.     Sisik tersusun rapi menutupi seluruh tubuh, berwarna cemerlang tidak kusam, tidak terkelupas, tidak kasat dan tidak memproduksi lendir sangat banyak
  8.     Sirip dan ekor, sirip dada harus utuh, tidak sobek dan relatif berukuran panjang. Ekor yang sehat mempunyai bentuk seperti kipas. 




Sumber :
Aquatica Magazine. Vol. 1 No. 07 Hal. 18-19
www.arwanawiki.com

Minggu, 01 Juli 2018

Bioflocks Nila

Bioflocks Nila








Sumber infografis : #MinaInformatif 

Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Lele Dumbo (Clarias gariepinus)


Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih Lele Dumbo (Clarias gariepinus)


Peningkatan kebutuhan pakan juga berlaku pada usaha pembenihan ikan. Pakan yang memenuhi kebutuhan gizi ikan dapat meningkatkan pertumbuhan benih ikan lele dumbo hingga mencapai ukuran benh siap jual. Namun pakan masih menjadi salah satu kendala pada beberapa pembudidaya ikan, khususnya pembenihan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Beberapa pakan yang cocok bagi larva lele yaitu zooplankton, kutu air, moina, rotifera, tubifex, jentik nyamuk, tepung udang dan kuning telur. Namun belum diketahui secara persis melalui percobaan jenis pakan yang terbaik untuk memacu pertumbuhan benih ikan lele dumbo.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele dumbo selama diberikan pakan yang berbeda yaitu Tubifex, jentik nyamuk dan pellet butiran.
Tabel 1. Kandungan gizi pakan yang digunakan
No
Jenis Pakan
Protein (%)
Lemak (%)
Karbohidrat (%)
Abu (%)
Serat Kasar (%)
Air (%)
1
Tubifex
57
13,30
2,04
3,60
-
87,19
2
Jentik nyamuk
15,58
7,81
-
-
6,46
1,4
3
Pellet butiran
28
40
-
13
6
12
** Frekuensi pakan sebanyak 3x, dengan dosis pemberian pakan yaitu 4% dari bobot biomassa ikan uji.

Tubifex

Pellet Butiran

Jentik Nyamuk

a)      Petumbuhan Bobot Mutlak
Pengukuran pertumbuhan bobot mutlak dilakukan secara perodik dari awal hingga akhir dengan menimbang bobot biomassa ikan.
h = Wt – W0
Keterangan : h  = Pertumbuhan bobot mutlak (gr)
                     Wt = Bobot rata-rata pada akhir penelitian (gr)
                     W0 = Bobot rata-rata pada awal penelitian (gr)

Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan bobot mutlak benih ikan lele dumbo setiap pelakuan selama penelitian
Jenis Pakan
Pertumbuhan Bobot Mutlak (Gr)
Tubifex
3,26a
Jentik nyamuk
0,79b
Pelle butiran
0,78b
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukan pengaruh berbeda sangat nyata

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukan bahwa pemberian pakan yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan benih ikan lele dumbo, sedangkan hasil uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) memperlihatkan bahwa perlakuan pemberian Tubifex berbeda sangat nyata erhadap perlakuakn pemberian jentik nyamuk dan pellet butiran.
Perbedaan pertumbuhan bobot tersebut diduga karena adanya perbedaan nutrisi dari jenis pakan-pakan tersebut. Nutrisi adalah bahan baku yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup suatu organisme, digunakan oleh sel-sel tubuh untuk pembentukan bagian tubuh dan untuk energi dan metabolisme suatu organisme. 


b)     Konversi Pakan
Konversi Pakan =               F
                                   (Wt + D) – W0   

Keterangan : F   = jumlah pakan yang diberikan selama peneliian
         Wt = Bobot rata-rata pada akhir penelitian (gr)
                     W0 = Bobot rata-rata pada awal penelitian (gr)
                     D   = Jumlah bobot ikan yang mati selama penelitian
           
Tabel 3. Nilai konversi pakan (FCR) benih ikan lele dumbo setiap pelakuan selama penelitian
Jenis Pakan
FCR
Tubifex
0,8
Jentik nyamuk
2,4
Pelle butiran
2,3

Perbedaan nilai FCR dari tiap perlakuan memperlihatkan perbedaan kualitas pakan yang  digunakan. Pakan yang banyak mengandung protein akan menjadi salah satu pemacu pertumbuhan ikan. Keadaan lingkungan , kualitas dan kuantitas pakan serta kondisi ikan itu sendiri mempengaruhi pertumbuhan ikan dan memiliki kaitan dengan tinggi rendahnya FCR yang dihasilkan. Semakin rendah nilai FCR semakin sedikit yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan, artinya semakin efektif pakan tersebut diubah menjadi daging.

c)      Derajat Kelansungan Hidup
Merupakan persentase dari jumlah ikan yang hidup dan jumlah ikan yang ditebar selama pemeliharaan.
S   =  Nt  x 100%
         N0
Keterangan : S   = Derajat kelangsungan hidup (%)
         Nt = Jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian (ekor)
         N0 = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)

Derajat kelangsungan benih ikan lele dumbo selama penelitian adlaah 100% pada setiap perlakuan. Survival rate dipengaruhi oleh faktor biotik yaitu persaingan, parasit, umur, predator, kepadatan dan penanganan manusia, sedangkan faktor abiotik adalah sifat fisika dan kimia dalam perairan.

d)     Kualitas Air
Sebagai data penunjang dilakukan pengukuran terhadap beberpaa parameter kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, dan amoniak.
Tabel 4. Nilai pengukuran kualitas air selama penelitian
Parameter Kualitas Air
Hasil Pengukuran
Nilai Standar Kualitas Air
Suhu
26 – 310 C
20 – 300 C
pH
7 - 8
6,5 - 8
Oksigen Terlarut
4,4 – 4,6 ppm
5 ppm
Amoniak
0,03 – 0,18 ppm
0,05 ppm


Sumber :
Penelitian Madinawati, Novalina Sediati dan Yoel. Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Media Litbang Sulteng IV (2): 83-87, Desember 2011.